Adanya Komunitas anak Punk
tersebut merupakan bentuk dari kenakalan anak remaja. Dengan demikian,
faktor penyebab atau faktor yang mempengaruhi adanya komunitas anak punk
merupakan faktor dari kenakalan anak remaja itu sendiri. Masa remaja adalah saat-saat
pembentukan pribadi, dimana lingkungan sangat berperan. Kalau kita perhatikan,
ada empat faktor lingkungan yang mempengaruhi kenakalan remaja, seperti adanya
komunitas anak punk. Faktor-faktor tersebut diantara, sebagai berikut :
1.
Lingkungan
Keluarga
Keluarga sangat besar pengaruhnya
dalam kehidupan remaja. Kasih sayang orang tua dan anggota keluarga yang lain
akan memberi dampak dalam kehidupan mereka. Demikian pula cara mendidik dan
contoh tauladan dalam keluarga khususnya orang tua akan sangat memberi bekasan
yang luar biasa. Seorang remaja juga memerlukan komunikasi yang baik dengan
orang tua, karena ia ingin dihargai, didengar dan diperhatikan
keluhan-keluhannya. Dalam masalah ini, diperlukan orang tua yang dapat bersikap
tegas, namun akrab (friendly). Mereka
harus bisa bersikap sebagai orang tua, guru dan sekaligus kawan. Dalam mendidik
anak dilakukan dengan cara yang masuk akal (logis), mampu menjelaskan mana yang
baik dan mana yang buruk, melakukan pendekatan persuasif dan memberikan
perhatian yang cukup. Semua itu tidak lain, karena remaja sekarang semakin
kritis dan wawasannya berkembang lebih cepat akibat arus informasi dan
globalisasi.
2.
Lingkungan
Sekolah
Sekolah adalah rumah kedua,
tempat remaja memperoleh pendidikan formal, dididik dan diasuh oleh para guru.
Dalam lingkungan inilah remaja belajar dan berlatih untuk meningkatkan
kemampuan daya pikirnya. Bagi remaja yang sudah menginjak perguruan tinggi,
nampak sekali perubahan perkembangan intelektualitasnya. Tidak hanya sekedar
menerima dari para pengajar, tetapi mereka juga berfikir kritis atas pelajaran
yang diterima dan mampu beradu argumen dengan pengajarnya.
Dalam lingkungan sekolah guru
memegang peranan yang penting, sebab guru bagaikan pengganti orang tua. Karena
itu diperlukan guru yang arif bijaksana, mau membimbing dan mendorong anak
didik untuk aktiv dan maju, memahami perkembangan remaja serta seorang yang
dapat dijadikan tauladan. Guru menempati tempat istimewa di dalam kehidupan
sebagian besar remaja. Guru adalah orang dewasa yang berhubungan erat dengan
remaja. Dalam pandangan remaja, guru merupakan cerminan dari alam luar. Remaja
percaya bahwa guru merupakan gambaran sosial yang diharapkan akan sampai
kepadanya, dan mereka mengambil guru sebagai contoh dari masyarakat secara
keseluruhan. Dan remaja menyangka bahwa semua orang tua, kecuali orang tua
mereka, berfikir seperti berfikirnya guru-guru mereka.
3.
Lingkungan
Teman Sebaya
Teman
sebaya adalah sangat penting sekali pengaruhnya bagi remaja, baik itu teman
sekolah, organisasi maupun teman bermain. Dalam kaitannya dengan pengaruh
kelompok sebaya, kelompok sebaya (peer
groups) mempunyai peranan penting dalam penyesuaian diri remaja, dan bagi
persiapan diri di masa mendatang. Serta berpengaruh pula terhadap pandangan dan
perilakunya. Sebabnya adalah, karena remaja pada umur ini sedang berusaha untuk
bebas dari keluarga dan tidak tergantung kepada orang tua. Akan tetapi pada
waktu yang sama ia takut kehilangan rasa nyaman yang telah diperolehnya selama
masa kanak-kanaknya.
4.
Lingkungan
Dunia Luar
Merupakan lingkungan remaja
selain keluarga, sekolah dan teman sebaya, baik lingkungan masyarakat lokal,
nasional maupun global. Lingkungan dunia luar akan memperngaruhi remaja, baik
secara langsung maupun tidak langsung, baik itu benar maupun salah, baik itu
islami maupun tidak. Lingkungan dunia luar semakin besar pengaruhnya disebabkan
oleh faktor-faktor kemajuan teknologi, transportasi, informasi maupun
globalisasi.
Pada masa remaja, emosi masih
labil, pencarian jati diri terus menuntut untuk mencari apa potensi yang ada di
dalam diri masing-masing. Pada masa inilah seseorang sangat rapuh, mudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Seiring dengan pesatnya perkembangan scane
punk yang ada di Indonesia, komunitas punk mampu menyihir remaja Indonesia untuk
masuk ke dalam komunitas punk. Tetapi tidak semua remaja Indonesia tertarik
dengan apa yang ada di dalam punk itu sendiri. Sebagian remaja di Indonesia
hanya mengkonsumsi sedikit yang ada di dalam punk.